Sebenarnya aku tak perlu bicara panjang lebar, karena aku tak pandai bicara. Namun hal ini memaksaku untuk bermain dengan keyboard laptop-ku. Aku pikir semua manusia pasti memiliki permasalahan, karena menurutku dari suatu permasalahan itulah kita bias berpikir lebih dewasa. Lebih tepatnya setiap permasalahan adalah proses pendewasaan.
Malam ini aku begadang dengan kesepian yang sepertinya enggan pergi jauh-jauh dari diriku. Detik demi detik aku mencoba menata ulang kehidupanku yang tak beraturan ini, sedikit demi sedikit aku merubah pemikiran yang sempit menjadi sedikit terbuka. Setiap orang pasti punya impian untuk hari tua, begitu pula dengan aku. Aku ingin menjadi diriku yang bebas. Bebas dari keterbelengguan pemikiran, bebas dari ekperesi, bebas dari tekanan, bebas dari kesepian, dan bebas dari semua tindakan bodoh yang bisa menyesatkanku. Aku ingin kaya. Kaya wawasan, kaya ilmu, kaya pengetahuan, kaya jiwa sosial yang merekat dihidupku, kaya teman, dan kaya akan keinginan yang seiring waktu terus berubah.
Mungkin dalam perspektif orang melihat diriku terlalu lemah dalam menghadapi keadaan yang semakin tak jelas. Tapi aku merasa tidak, apa mungkin karena kepribadian seseorang hanya bisa dinilai oleh orang lain??? Yah, itu mungkin ada benarnya, tapi ada salahnya juga. Karena tidak semua penilaian orang benar dengan kepribadian orang yang dinilai terhadap orang tersebut. Karena sebenarnya yang benar-benar tahu dengan kepribadian kita adalah diri kita sendiri. Mungkin kita dianggap jahat apabila melakukan tindakan yang dianggap jahat. Namun sebenarnya setiap tindakan tidak bisa dinilai secara sepihak atau subjektif. Tapi seharusnya objektif. Karena apa??? Karena setiap orang melakukan tindakan tentunya memiliki alasan tersendiri. Dari alas an tersebutlah maka bisa ditarik kesimpulan bahwa kepribadian seseorang itu yang sebenarnya. Jadi intinya kepribadian seseorang bisa dilihat dengan alasan mengapa orang tersebut melakukan tindakan dan berakhir pada suatu akibat.
Setelah melihat hal diatas, maka aku mempunyai alasan mengapa aku seperti ini. Karena aku belum mampu mengambil keputusan yang beresiko besar. Seseorang akan menghasilkan hasil yang besar tentunya ada konskuensi yang besar dengan kata lain resiko yang besar. Karena seperti yang telah aku katakana diatas. Ada sebab ada akibat. Aku seperti ini karena aku belum mampu melakukan yang seperti orang lain lakukan. Aku seperti ini karena aku terlalu lemah dan sedikit pesimistik. Itulah keburukanku, itulah kekuranganku, itulah kebodohanku.
Banyak orang bilang seolah-olah orang tersebut tidak menyadari bahwa setiap orang diciptakan memiliki pemikiran yang sama. Oleh sebab itu orang tersebut lalai akan dirinya sendiri kalau dirinya berbeda dengan orang yang lain. Sesorang yang berani meberikan nasihat sebenarnya orang yang harus bisa menasihati dirinya sendiri. Dengan kata lain harus bisa bercermin pada tindakannya sendiri. Seperti apa aku, bagaimana aku, mengapa aku, dimana aku. Namun hal ini sering disepelekan pada si penasihat, seolah-olah dia memiliki sesuatu yang lebih disbanding dengan yang dinasihati. Padahal menurut aku pribadi, orang yang mempunyai sesuatu yang lebih adalah orang yang mau mendengarkan, mem-filter dan melakukan nasihat-nasihat yang diberikan oleh si penasihat.
Sebenarnya aku kadang jenuh dengan keseharianku, namun aku tidak cukup berani menerima perubahan yang signifikan. Mungkin orang melihat aku adalah orang yang pemalas, penakut, ataupun pecundang. Istilah itu tidak salah dan tidak benar juga. Karena orang yang melihat dan menilai orang dengan pemikiran sempit cenderung men-justice orang lain dengan melihat keburukannya bukan kebaikannya. Seolah-olah orang itu diciptakan lebih tinggi dari aku. Padahal kalau saja mereka sadar bahwa tidak ada orang diciptakan setingkat lebih tinggi dari orang lain. Tuhan menciptakan manusia sepadan, sederajat, tak ada perbedaan dengan yang lain. Karena seperti sifat tuhan yang maha ADIL.
Sekilas orang melihat aku mungkin tidak melakukan apa-apa, diam, dan santai dengan segelas kopi sebatang rokok dan laptop didepannya. Padahal seandainya mereka tahu, aku melakukan hal ini karena aku sedang berpikir, mencari cara bagaimana menuangkan dan mengaplikasikan ide-ide yang ada di otakku. Banyak orang bilang pemikiran tanpa dibarengi dengan tindakkan akan sia-sia atau tidak akan ada hasil. Statement itu tidak bagiku, mungkin aku orangnya keras kepala atau ego, tapi seperti yang aku bilang diatas. Bukannya setiap tindakkan ada alasannya??? Jadi apakah karena aku Cuma memiliki pemikiran dan tidak dibarengi dengan tindakkan tidak akan ada hasil??? Sebaiknya pemikiran itu dibuang jauh-jauh. Menurutku suatu pemikiran akan menghasilkan sesuatu jika pemikiran itu tertata rapi alurnya kemudian baru kita bisa melakukan tindakan. Seperti halnya sebuah makalah, sebelum kita membuat membuat makalah pasti kita perlu menentukan judul, kemudian dilanjutkan dengan latar belakang, alasan pemilihan judul, batasan masalah (tindakkan), teori (cara yang akan digunakan untuk melakukan tindakan), dan kemudian disusul dengan hipotesa dan dilanjutkan dengan sistematika penulisan. Dari hal itu bisa diambil kesimpulan bahwa apa yang dilakukan aku saat ini adalah proses dari suatu tindakan yang diawali dengan pemikiran.
Wallahu a’lam bissawab…..!!!!!!!!!!!!!